Pukul sembilan pagi, Ode duduk santai di atas bebatuan di bibir pantai Teriknya matahari tak menghalanginya untuk menikmati hembusan angin yang cukup kencang, padahal masih cukup pagi, namun matahari begitu menyengat, bahkan pantulannya begitu berkilau di lautan. Ode duduk sambil menunggu kopinya datang.
Sabtu ini pantai tersebut cukup ramai didatangi orang yang menikmati akhir pekan. mungkin kebanyakan para pekerja kantoran, ada beberapa juga anak remaja yang sekolahnya hanya lima hari saja. Ode ada di dekat mereka. Salah satu dari mereka memaikan ukulele dengan asal-asalan, diikuti nyanyian ketiga temannya yang juga tidak senada.
Matanya tertuju pada wanita yang berkeliling mendagangkan sesuatu. Wanita tersebut kerap kali ia lihat di pantai itu, selalu mendagangkan barang yang sama. Wanita dengan kaos oblong coklat, celana pendek jeans dan sepatu kets, mengenakan topi warna putih dengan rambut kuncir kuda yang sedikit keluar dari lubang pengancing topinya yang sudah menjadi ciri khasnya.
Wanita itu yang menjadi alasan Ode selalu berkunjung ke sana.
Dengan sedikit melompat-lompat kecil, wanita itu menghampiri beberapa pengunjung. Tidak semuanya. Yang dihampirinya hanya para perokok aktif. Ya, wanita itu menjual korek api. Dari ujung ke ujung hanya mendapat penolakan dari pengunjung. Rata-rata sudah membawa korek sendiri.
Americanno susunya datang, Ode menaruhnya dengan hati-hati di atas bebatuan itu. Di keluarkannya rokok dari tas kecilnya, mengambilnya sebatang, dijepitnya batang rokok itu di kedua bibirnya. Ia kembali mengobrak-abrik isi tasnya, namun yang ia cari tidak ia dapatkan. Ode merogoh kantung celana hingga jaket, tetap tidak ia dapatkan cenda yang ia cari.
Ode tersentak kaget ketika sebuah tangan tepat berada di samping wajahnya. Ode menoleh ke arah seseorang yang sepertinya sudah tahu benda apa yang ia perlukan. "Lima belas ribu saja kak, dapat 3 buah" tawarnya. Ode dengan tersenyum-senyum kecil memberikan uang dua puluh ribu kepada wanita itu.
"Hai, namaku Ode" sapa nya sembil menerima uang kembalian.
"Aku, Martina" dijawab dengan sekali anggukan
"Terima kasih kak, sampai ketemu lagi Sabtu depan, dah"
Ode menyalakan rokoknya dengan korek yang baru dibeli, sambil membuat kepulan asap ia melihat wanita itu yang sudah berjalan menjauhinya.
"Ya, sampai ketemu lagi"
Ode tertawa kecil diringi lagu oleh sekumpulan remaja tadi:
Gayamu dan wajahmu
Terbawa dalam mimpi
Diriku, dimabuk asmara
Terbawa dalam mimpi
Diriku, dimabuk asmara
Hati yang berbunga
Pada pandangan pertama
Oh, Tuhan, tolonglah
Aku cinta, 'ku cinta dia
Pada pandangan pertama
Oh, Tuhan, tolonglah
Aku cinta, 'ku cinta dia



0 comments:
Post a Comment