Wednesday, February 10, 2021

Published February 10, 2021 by with 0 comment

Pergi untuk bahagia, kembali dalam keadaan duka

Malam sunyi pergi tinggalkan mimpi
Gelapnya, kelamnya, dan pekatnya perlahan memudar
Sapaan yang biasa ku sampaikan padamu
Hai....
Sudahkah kau beranjak dari lelapmu?
Bersabar ku nanti jawabanmu
Sembari menghirup sejuknya embun, berharap dalam tanya
Hati ini cemas beradu dibumbui oleh resah
Namun angin dengan sopannya, permisi mengabari
Tentang kamu yang ternyata telah pergi dan aku yang sedang terluka
Mengenang kamu yang takkan kembali
Tapi aku masih saja menanti
ahhhh, Biarlah
Biarkan,biarkan sampai aku mampu melepaskan
Tenang....
Tenang....
Tenang....
Aku hanya ingin tenang
Ingin segera mata ini memandangmu yang tak kunjung datang
Hingga banyak waktu yang terbuang
Malam pun sudah datang lagi dan semua kata-kataku hilang
Menyuruhku untuk pergi
Berfikir waktu bisa ku ulang
Aku berharap.......
Saat itu.....
Aku kembali tenang

-malam minggu, sebelum 14 Februari 2021-
Read More
      edit

Friday, February 5, 2021

Published February 05, 2021 by with 0 comment

90 DETIK

Lampu sudah berubah dari kuning menjadi merah, beberapa kendaraan sudah menghentikan kendaraannya. terlihat tiga orang bocah berseragam putih merah menyebrang melalui zebra cross sambil berlari, saling mengejar satu sama lain. Terlihat dari wajah mereka yang sangat senang, karena baru pulang sekolah. Seorang pengendara motor berhenti tepat di jalur paling kiri, tidak lupa ia menyalakan lampu sein kirinya, dengan mengenakan jaket denim biru, sarung tangan hitam, dan sepatu boots coklat senada dengan warna celana panjangnya, menggendong tas besar berisi gitar, sepertinya ia akan mengisi acara dengan grup bandnya.

Di sebelahnya pengendara motor juga yang merupakan sepasang kekasih dengan kaos dan helm couple nya sedang bersenda gurau sambil berbincang-bincang akan berkencan di mana hari ini. Di sebelah mereka ada pengendara motor juga, suami-istri beserta satu anak mereka yang duduk di bagian depan, merengek-rengek minta dibelikan mainan, ketika seorang kakek penjaja mainan tradisional menghampiri mereka.

Sebuah mobil berhenti tepat di belakang garis lajur motor, terdengar lagu “When We Were Younger” dari Loving Caliber. Di dalamnya sepasang kekasih saling diam membisu, tak ada perbincangan di antara mereka, seperti habis bertengkar. Dari arah luar jendela tampak seorang kakek penjaja mainan sekaligus bunga mawar dan pernak-pernik lainnya menawarkan dagangannya kepada penghuni mobil itu. Sang perempuan hanya mengibaskan tangannya mendandakan penolakan.

Di pinggir troroar seorang pengamen dengan lantangnya bernyanyi, lalu seorang temannya berkeliling menghampiri para pengendara, menyodorkan sebuah kantung yang berisi beberapa uang receh, berharap ada yang memberikan sedikit uangnya kepada mereka sebagai musisi jalanan (begitulah sebutannya).

Lampu peenunjuk hitungan di lampu merah perhalan bergerak mundur, 10-9-8-7…dan seterusnya, teman pengamen, dan kakek tadi segera berbalik menuju trotoar sebelum hitungan habis. Saat di hitungan 3-2-1 lampu seketika berubah hijau. Denting klakson dari berbagai arah menyeruak seakan para pengendara tidak sabar untuk melanjutkan perjalanannya. Bunyi yang selalu membuat jengkel. Lampu yang menyala hijau itu akan berubah menjadi merah lagi 30 detik kemudian. Kemanakah mereka yang berhenti tadi? Pemuda pembawa gitar, sepasang kekasih di motor dan mobil? Suami-istri dan anaknya? Akankah mereka bertemu lagi di lampu merah berikutnya? Apa lagi yang mereka lakukan selama 90 detik, selain menungggu lampu berubah hijau?

Read More
      edit
Powered by Blogger.

About Me

My photo
(Kita) tercipta dan ditakdirkan untuk tidak bertemu bahkan saling ber(interaksi)

Interaksi