Thursday, December 3, 2020

Published December 03, 2020 by with 0 comment

Melepaskan

Pukul sembilan malam Randy masih serius dengan pekerjaannya, lembur memang menyiksa fisik dan pikirannya. Menjelang tutup tahun ia dan rekan-rekan kerjanya selalu kerja overtime.Masih serius dengan apa yang ia kerjakan, tiba-tiba sebuah alunan lagu Coldplay berputar:
            
Yeah how long must you wait for it?
Yeah how long must you pay for it?
Yeah how long must you wait for it?

Telepon pintarnya berdering, ada panggilan masuk dari Ade, rekan kerjanya. Randy mengacuhkannya, ia tidak mengangkat panggilan itu. Teleponnya bedering sekali lagi, masih juga diacuhkannya. Sampai pada akhirnya ada pesan masuk "Ke jembatan sekarang, ini gawat". Randy tidak membukanya, hanya melihat pesan itu dari notifikasi bar. Pesan masuk sekali lagi "CEPAT KE SINI SEKARANG". Randy mendengus kesal, sambil berjalan lunglai ia menuju tempat tersebut. Jembatan yang di maksud adalah penghubung antara gedung A dan gedung B tempat kerjanya.

Sampai di jembatan tersebut, terlihat dua rekannya Ade dan Mita. Ade yang sedang berdiri kebingungan dan cemas dan Mita terlihat merunduk sambil menangis. "Coba kau saja yang ajak bicara" ucap Ade lalu dia pergi begitu saja.

"Ada apa? Elo kenapa?" tanya Randy
"Gue takut Ran" jawab Mita dengan suara bergetar
"Apa yang Elo takutkin?"
"Gue takut kehilangan, Ran"
"G.Gue takut kehilangan seseorang yang gue sayang karena kesalahan gue"

Mita lalu mengangkat tubuhnya lalu menaiki pembatas hendak melompat, dengan refleks Randy berusaha menghentikan aksi nekat Mita.
"Jangan Mit, jangan bertindak bodoh"
"Biarkan, daripada gue sakit karena merasa kehilangan, lebih baik gue aja yang pergi"
"Gue mohon jangan Mit"
Mita tetap bersikeras. lelah karena melihat Mita seperti itu,
"Kalo elo lompat, gue juga lompat" randy menatap Mita dengan tajam
Mita menatap Randy dengan mata berkaca-kaca, lalu mengurungkan niatnya, ia memeluk Randy erat-erat.
"Maafin gue Ran, gue cuma takut kehilangan orang yang gue sayang"
Randy memeluk sampil mengelus kepala Mita, berusaha menenagkannya.
"Gue sayang elo Mit, jangan lakukan itu lagi"
"Gue juga Ran, maafin gue sekali lagi ya"
Randy mengangguk, memeluk Mita dengan erat
"Gue ga akan pernah ninggalin loe Mit, Gue janji"
Pelukan itu bisa jadi yang terakhir kalinya.

Di sebuah Altar yang dihiasai selendang chiffon berwarna peach dengan rangkaian bunga mawr senada dengan lampion kecil, tidak lupa berjejer lilin putih terlihat begitu sakral. Sepasang berjalan menuju altar tersebut. Wanita itu begutu anggun dengan gaun putihnya begitu juga dengan mempelai pria yang begitu tampan dengan kemeja putih, ditutupi jas hitam. Wanita itu begitu bahagia, dengan senyum yang menawan. Ya, wanita itu adalah Mita.

Di atas Altar kedua mempelai mengikat janji suci pernikahan, dikenakannya cincin di jari manis Mita oleh mempelai pria, begitu pula sebaliknya. Sebuah ciuman yang begitu romantis memecahkan suasanya, membuat semua tamu bertepuk tangan dan ikut merasakan kebahagiaan.
Randy melihat Mita dan tersenyum tipis, tak terasa air matanya pun menetes. Itulah Randy, melihat Mita dari kursi tamu. Lalu ia tertunduk lesu.

Dari dalam hati, Randy bergumam:
"Kenapa tak kubiarkan saja dia melompat waktu itu"

Read More
      edit

Friday, November 27, 2020

Published November 27, 2020 by with 0 comment

GADIS KEDAI KOPI

Matahari sudah mulai merendah
Langit biru berubah jingga
Ku lajukan sepeda motorku perlahan
Sembari nikmati suasana langit sore ini
Melewati taman kota yang masih ramai
Ada yang berolah raga, ada pejaja makanan, ada pula yang bersenda gurau

Saat tiba di tempat tujuan, aku memarkir kendaraan
Di kedai kopi yang sudah biasa ku kunjungi sepulang bekerja
Ku buka pintu kedai, gemercik lonceng berbunyi
Membuat beberapa orang yang ada di dalam selalu menoleh ke arah pintu masuk

Aku menuju ke sudut kedai, tertulis "Pesan Di Sini"
Seorang pemuda menyapaku lalu bertanya "Selamat datang, pesan apa kak?
Aku menjawabnya "Kopi Toraja V60 dan pisang goreng susu"
Ia meng-iya-kan lalu memberikan papan nomor meja "Terima kasih, silahkan menunggu"

Aku duduk di pinggir kedai dekat jendela
Lalu mengeluarkan notebook, ku pasang earphone, membuka salah satu aplikasi streaming musik
Sembari menunggu, ku nikmati alunan lagu yang ku putar
Tak lama seorang gadis dengan kaos coklat, dengan celemek hijau, dan topi hitam
"Ini kak pesanannya, silahkan dinikmati"
"Terima kasih" ucapku

Kemudian gadis itu berjalan kembali ke tempatnya, aku menatap punggungnya
Baru beberapa langkah. ia berhenti, lalu berbalik
Sambil mengangkat sedikit bagian depan topinya, menatap kearahku
Lalu ia tersenyum, manis sekali

-Dps 271120-



Read More
      edit

Saturday, October 17, 2020

Published October 17, 2020 by with 0 comment

Pelarian

Perlahan berjalan
Ku sisiri tengah kota
Hiruk pikiu jalanan, ku tinggalkan
Kemana aku malam ini?
Anginpun tak tahu

Entah mengapa ada sedikit kesedihan malam ini
Padahal bulan sedang menyapa dengan senyuman
Bahkan bintang tak henti berkedip kearahku dengan genit
Entahlah

Mulai hilang pandanganku
Yang kurasa ada bayanganu yang mulai menepi
dengan senyuman menepi dari angkasa
Entah mengapa aku tak bisa meraihnya
Entahlah

Sampailah aku di puncak bukit penuh ilalang
Gelap gulitaku bertaburan gemerlap 
Ku rebahkan tubuh di atas rerumputan
Aroma khasnya yang begitu menyentuh, sembari mereka membisikkan kata-kata, dengan mesranya
Aku begitu menghayati dan merenungi malam ini

Temani aku sampai terlelap, hingga esok mentari kembali menyapa pagi



Read More
      edit

Saturday, October 10, 2020

Published October 10, 2020 by with 0 comment

Rindu Bersama Hujan

Aku berjalan menyusuri lorong yang selalu ku lewati setiap hari
berjalan dari arah pantry dengan membawa secangkir minuman hangat yang selalu ku teguk  di kala penat
menuju ruangan yang acap kali membuatku merasa "tak seharusnya aku masih di sini di jam ini"
duduk kembali di kubikelku lalu mengembuskan nafas panjang
hufffftt kapan ini akan selesai

Kulihat ke arah jendela, langit sudah mulai gelap
bukan, bukan karena malam hari, tapi ,mendung
sendu,kelabu,syahdu
aku menuju jendela itu, lalu membukanya perlahan
kurasakan semilir angin, menikmati setiap hembusannya, dan menghirup aroma khasnya

Tak butuh waktu lama, rintik pun mulai berjatuhan
semakin banyak, semakin banyak,
lalu aku berbisik dalam hati "hei hujan, bertahanlah lebih lama" pintaku pada langit

Kulihat di bawah gedung, orang-orang berlarian mencari tempat untuk berteduh
adapula beberapa motor yang menepi, pengemudi turun untuk membuka jok lalu mengenakan mantel
sebagian melajukan kendaraannya lebih cepat seakan merasa bodo amat basah ya basah sekalian
ada juga yang sudah siap sedia membawa senjata dikala musim hujan sudah tiba, ya payung
membukanya lalu dikenakannya di atas kepala.

Aku suka hujan
riyuh namun menenangkan
hujan seringkali menyuguhkan kenangan dan kedamaian
walaupun terkadang aku menelan kenangan
dan itu terasa sangat menyebalkan

Kenangan itu sering membuatku terisak-isak hingga hari ini
wahai hujan, hasih ingatkah kau tentang cerita itu?
tolong simpan itu bak-baik
hanya kaulah saksi betapa kuatnya aku hingga hari ini masih dapat berdiri tegak
terima kasih hujan, kau selalu sejukkan hatiku

Oh iya, sebelum aku kembali ke kubikelku ada satu hal yang ingin ku tanyakan padamu:
"Mengapa kau selalu kembali, meskipun sudah jatuh berulang kali?"

Denpasar, 10 Oktober 





Read More
      edit

Thursday, October 8, 2020

Published October 08, 2020 by with 0 comment

Elegi?

Kau dan Dia adalah sepasang pelaut
terdampar di sebuah pulau kecil
yang bernama "Takdir"

Namun aku
aku hanyalah sebuah api unggun
yang menggebu-gebu
di atas permukaan pasir
yang bernama "Cemburu"

Denpasar, 8 Oktober 26⁰C
Read More
      edit

Wednesday, October 7, 2020

Published October 07, 2020 by with 0 comment

HAI

Denpasar, 7 Oktober 2020

- Pukul 15:06, di balkon kecil sang rumah tua-


Hai...
apa kabar?
bagaimana di sana?
apakah hari-harimu menyenangkan atau justu membosankan?
Read More
      edit
Powered by Blogger.

About Me

My photo
(Kita) tercipta dan ditakdirkan untuk tidak bertemu bahkan saling ber(interaksi)

Interaksi